Sabtu, 30 April 2016

Tulisan - Break Even Point

Analisis Break Even Point
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian, impas antara biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan pendapatan yang diterima.

Manfaat Analisis Break Even Point
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
1.      Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian
2.      Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3.      Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi
4.  Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Jenis Biaya Berdasarkan Break Even Point
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.

2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.

3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi

Kekurangan Analisis BEP :
1.      Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
2.      Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
3.      Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
4.      Sales mix adalah konstan

http://sitirismaini.blogspot.co.id/2012/04/analisis-break-even-point.html

Tugas - Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dan Analisis Break Even Point



Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja atau sering disebut juga dengan analisis aliran dana, merupakan alat analisis finansial yang digunakan untuk mengetahui darimana dana didapatkan dan untuk apa dana tersebut dibelanjakan. Dengan demikian aliran dana dapat dikatakan sebagai dasar atau titik awal pembentukan suatu perusahaan hingga berlangsungnya suatu perusaahaan Analisis sumber - sumber dan penggunaan modal kerja digunakan untuk mengetahui sumber serta penggunaan modal kerja selama periode tertentu.

PENGERTIAN MODAL KERJA
Modal kerja didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Jhon Fred Weston dan Thomas E.Copeland (1996 : 327) menjelaskan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan, dikurangi dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.

TUJUAN DAN SUMBER MODAL KERJA
Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya. Dimana sumber- sumber modal kerja berasal :
1.      Hasil operasi perusahaan.
2.      Keuntungan dari pernjualan surat-surat berharga ( investasi jangka pendek )
3.      Penjualan aktiva tidak lancar
4.      Penjualan saham atau obligasi

Menurut Munawir S (1995 : 114), ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan),yaitu:

1. Konsep kuantitatif
Konsep ini Menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar. Konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai para pemilik, hutang jangka pendek, sehingga dengan modal kerja yang besar tidak apat mencerminkan tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang besar juga. Bahkan menurut konsep ini dengan adanya modal kerja yang besar tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.

2 .Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, pengertian modal kerja dalam konsep ini adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancar dan menunjukkan pula tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan lainnya. 3.Konsep Fungsional Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana yang dimiliki oleh perusahaan sepenuhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba, ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Misalnya bangunan, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya. 
Ada 2 konsep utama modal kerja menurut James C. Van Horn dan John M. Wachowicz, Jr. (1997 : 214) yaitu : 
1.Modal Kerja Bersih, yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini merupakan ukuran sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah likuiditas. 
2.Modal Kerja Kotor, yaitu Investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti kas, sekuritas, piutang, dan persediaan).

3. Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan, pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income), ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya : Bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.

Analisis Break Even Point

Tujuan Analisis Break Even Point (BEP)
Tujuan dari analisis break even point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapailaba tertentu Pengertian Analisis Break Even Poin (Titik Impas)
Analisa Break Even Point (BEP) adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara Baiaya Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Sering pula disebut “Cost - Profit - Volume analysis (C.P.V. analysis).

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. 

Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
1.      Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba
2.      Struktur biaya tetap dan variable
3.      Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
4.      Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi

Analisis break even point ini selain digunakan untuk menganalisis pada unit berapa atau pada omzet penjualan berapa perusahaan tidak menderita rugi dan tidak menerima keuntungan.
Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan” memaparkan kegunaanbreak even point adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menunjukkan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai, jika perusahaan ingin mendapatkan laba.
2.      Untuk membantu menganalisis rencana untuk modernisasi atau otomatisasi untuk mengganti biaya variabel menjadi biaya tetap.
3.      Untuk membantu menganalisis pengaruh-pengaruh dari ekspansi terhadap tingkat operasi atau kegiatan.
4.      Untuk membantu dalam keputusan mengenai produk baru dalam hal biaya dan hasil penjualan.

Minggu, 10 April 2016

Artikel Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

Analisis keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek. Analisis keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis ini maka manajemen dapat memutuskan berbagai keputusan manajemen misalnya :
  • Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu usaha.
  • Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
  • Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi
  • Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan.
  • Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.
Metode
Analisis keuangan seringkali menggunakan rasio keuangan dari tingkat solvabilitas , profitabilitas, pertumbuhan usaha.
  • Kinerja masa lalu untuk suatu masa tertentu misalnya selama 5 tahun
  • Kinerja mendatang: menggunakan figur kinerja masa lalu dan teknik matematika serta statistik, termasuk nilai sekarang dan nilai mendatang. Metode perhitungan ini adalah merupakan penyebab dari kesalahan analisis keuangan dimana statistik masa lalu dapat menyebabkan rendahnya prediksi masa mendatang.
  • Perbandingan kinerja yaitu membandingkan kinerja antara beberapa perusahaan dalam industri sejenis.
Tujuan Analisa
            Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah :
1.      Likwiditas
Menunjukkan kemampuan suatu usaha perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi./kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Kebalikannya yaitu ilikwid atau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya digolongkan menjadi 2 :
  • Kemampuan keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur).disebut dengan likwiditas badan usaha.
  • Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan)/ likwiditas perusahaan.
2.      Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan dikatakan solvabilitas apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva / kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang. Ketika aktiva tidak cukup/ lebih kecil daripada jumlah hutangnya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel.
Dalam hubungan antara likwiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan yang dapat dialami perusahaan :
  1. Perusahaan yang likwid dan solvabel
  2. Perusahaan yang likwid tetapi insolvabel
  3. Perusahaan yang illikwid dan insovabel
  4. Perusahaan yang illikwid tetapi solvable
Baik perusahaan yang insolvabel maupun yang illikwid menunjukkan keadaan keuangan yang kurang baik,karena keduanya pada suatu waktu akan menhadapi kesulitan keuangan. Perusahaan yang dilikwid akan segera mengalami kesulitan keuangan walaupun perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel. Sebaliknya kalau perusahaan dalam keadaan insolvabel tetapi likwid tidak segera akan mengalami kesulitan keuangan, dan kesulitan keuangan baru timbul kalau perusahaan itu dibubarkan.
3.      Rentabilitas/profitability
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dapat dibandingkan dengan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva / jumlah modal perusahaan.
Modal dapat berupa modal sendiri dan dari kreditur (modal asing). Dengan adanya dua sumber modal tersebut, maka dapat dihitung dengan dua cara :
  1. Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan  (modal sendiri dan modal asing) yang disebut dengan rentabilitas ekonomi
  2. Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukka oleh pemilik perusahaan tersebut. Yang disebut rentabilitas modal sendiri atau tentabilitas usaha. 
Sumber :
http://nawangsihnurw.blogspot.co.id/2014/03/artikel-laporan-keuangan.html

Sabtu, 09 April 2016

CONTOH LAPORAN RASIO KEUANGAN



Contoh Soal :
TAVI SPORT
Neraca Saldo
31-Des-08




KETERANGAN
NO BUKTI
D
K
Kas

24.010.170

Piutang dagang

162.500.000

Piutang lain-lain

5.500.000

Persediaan barang dagang

27.500.000

Perlengkapan Usaha

1.500.000

Tanah

150.000.000

Peralatan

5.250.000

Kendaraan

140.000.000

Ak. Penyusutan Kendaraan


4.200.000
Bangunan

275.000.000

Ak. Penyusutan bangunan


8.300.000
Hutang dagang


78.000.000
Hutang sewa


500.000
Hutang bank


30.000.000
Hutang lain-lain


53.166.000
Modal


563.500.000
Penjualan


242.000.000
Retur penjualan

2.000.000

Potongan penjualan

315.000

Pembelian

53.300.000

By Angkut Pembelian

250.000

Retur Pembelian



Potongan Pembelian


750.000
Biaya Promosi

14.000.000
150.000
Biaya Gaji

104.500.000

Biaya Listrik & telp

11.600.000

Biaya Bunga

3.340.830





TOTAL

980.566.000
980.566.000











TAVI SPORT
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2008
LAPORAN LABA RUGI




Penjualan



242.000.000

Retur Penjualan
2.000.000




Pot.Penjualan
315.000
+







2.315.000
_
Penjualan Bersih



239.685.000

HPP





PBD awal


27.500.000


Pembelian
53.300.000




BAP
250.000
+





53.550.000









Retur pembelian
750.000




Pot. {embelian
150.000
+





900.000
_








Pembelian Bersih


52.650.000
+




80.150.000


PBD Akhir


22.800.000
_

HPP



57.350.000
_






Laba Kotor



182.335.000

Biaya Operasional





By Promosi
14.000.000




By Gaji
104.500.000




By Listrik & Telp
11.600.000




By Peny Peralatan
65.625




By perlengkapan
400.000




By Peny kendaraan
14.000.000




By Peny Bangunan
27.500.000


+







Total By Operasional



172.065.625
_






Laba Bersih Di luar Usaha


10.269.375

By Bunga
4.090.830



_






Laba Bersih setelah Biaya Diluar Usaha

6.178.545


a. Current Ratio
Aktiva lancar
X 100%
   Hutang Lancar

        Aktiva Lancar = Kas+Piutang dagang+Piutang Lain-Lain+Persediaan+Per.Usaha
                        = 24.010.170+162.500.000+5.500.000+27.500.000+1.500.000
                        = 221.010.170
        Hutang lancar = 78.000.000+500.000+30.000.000+53.166.000 = 161.666.000
                                   221.010.170 / 161.666.000 x 100 % = 137 %   
                               = 1,37 X
                            ( Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,37   Aktiva lancar  )

b. Quick Ratio
Aktiva Lancar – Persediaan
X 100 %
Kewajiban Lancar

221.010.170 - 27.500.000
X 100 %
161.666.000

                             = 119,69 %  = 120 %
                             =  1,20 X
   (Artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva adalah setiap Rp 1 hutang lancar  dengan Rp 1,20 aktiva lancar yang likuid)



contoh kasus 2
Berikut Contoh Laporan Keuangan PT. Astra International,Tbk. Tahun 2012 beserta perhitungannya.






Ratio
Metode Perhitungan
a.   Current Ratio
Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Rp 75,799 / Rp 54,178 = Rp 1,4
v  Jadi setiap hutang lancer Rp 1 dijamin oleh aktiva lancer Rp 1,4
b.   Cash Ratio
( Kas + Efek ) / Hutang Lancar
Rp 11,055 + (Rp 4,805+Rp 14,820)) / Rp 54,178
= Rp 0.57
v  Jadi setiap hutang lancer Rp 1 dijamin oleh kas dan efek sebesar Rp 0,57
c.    Quick Ratio
( Kas + Efek + Piutang ) / Hutang Lancar
( Rp 11,055 + (Rp 4,805+Rp 14,820) + Rp 928,408 / Rp 54,178 = Rp 17,7
v  Jadi setiap hutang lancar Rp 1 dijamin oleh quick assests Rp 17,7
d.   Working Capital
( Aktiva Lancar – Hutang lancar ) / Jumlah Aktiva
( Rp 75,799 – Rp 54,178 ) / Rp 182, 274 = Rp 0,12