Senin, 10 November 2014

SOFTSKILL- TRAVELLING




Traveling ke Bengkulu



Bengkulu kurang dikenal luas, bahwa duhulunya Bengkulu merupakan wilayah yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Majapahit sempat menguasai seluruh Bengkulu, kemudian lepas setelah kerajaan besar ini runtuh. Sebagian wilayah bengkulu juga pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inderapura abad ke-17.
Bengkulu kemudian dikuasai Inggris dan memonopoli lada, namun wabah malaria yang terus menerus membuat Inggris berpikir kembali untuk menguasainya dan menganggapnya bukan wilayah yang menjanjikan. Meski sebelumnya ketika Sir Thomas Stamford Raffles datang ke Indonesia tahun 1818 sebagai wakil kerajaan Inggris dan sukses mengembangkan perdagangan lada di Bengkulu dan memerintahkan masyarakat Bengkulu menanam kopi, pala dan tebu. Setelah Perjanjian London tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik atau Singapura dan Pulau Belitung. Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Pada tahun 1930-an, Bengkulu sempat menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pejuang kemerdekaan, termasuk Ir. Sukarno yang diasingkan ke sini tahun 1938-1941. Di masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kemudian menjadi isterinya.
Kuliner
Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, Bengkulu juga memiliki masakan khas daerah yang nikmat dan terkenal, di antaranya adalah pendap, gulai tempoyak, dan bagar kambing. Sisihkan waktu Anda saat berkunjung ke Bengkulu untuk menyantap beberapa kuliner lezat tersebut.
Pendap adalah masakan lezat yang bahan utamanya olahan ikan segar yang dimasak dengan dibumbui rempah-rempah meliputi bawang putih, kencur, cabai, dicampur parutan kelapa muda. Ikan kaya bumbu ini kemudian dibungkus daun talas, lalu direbus selama tidak kurang dari 8 jam. Pendap paling enak dimakan bersama-sama sepiring nasi panas.
Gulai tempoyak atau lebih dikenal dengan tempoyak saja adalah hidangan yang terbuat dari durian segar yang difermentasi. Durian tersebut kemudian dimasak dengan menambahkan cabai dan garam. Meskipun tempoyak juga dikenal di daerah lain di Indonesia, di Bengkulu, tempoyak dicampur dengan udang dan bukannya ikan sebagaimana halnya di provinsi lain. Karena aroma tempoyak ini kuat dan menyengat, sebaiknya tempoyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam hidangan lainnya.
Sementara itu,
 Bagar kambing adalah daging kambing yang dimasak bersama sejumlah rempah-rempah sebagai bumbu meliputi ketumbar, pala, lada, asam, laos, bawang putih, pasta cabai, dan kelapa sangrai.
Masyarakat dan Budaya
Kebanyakan penduduk Bengkulu adalah  berbudaya Melayu dan kebiasaannya mirip dengan provinsi-provinsi di Sumatra. Masyarakat Bengkulu mengembangkan tulisan sendiri yang disebut dengan ka-ga-nga.
Bengkulu memiliki kerajinan tradisional batik besurek, yakni kain batik yang dihiasi huruf-huruf Arab gundul. Seni musiknya adalah Geritan, yaitu cerita sambil berlagu; Serambeak, yang berupa patatah-petitih; andi-andi, yaitu seni sastra yang berupa nasehat. Tari tradisionalnya adalah, antara lain, Tari Tombak Kerbau, Tari Putri Gading Cempaka, Tari Sekapur Sirih, Tari Pukek, Tari Andung, dan Tari Kejai.
Transportasi
Provinsi Bengkulu mudah diakses melalui transportasi darat, udara dan laut. Anda dapat menaiki bus langsung dari Medan, Padang atau Jakarta. Setiap hari ada banyak maskapai penerbangan terbang ke Bengkulu. Namun jika Anda ingin menggunakan transportasi laut maka ada kapal laut domestik dari Jakarta, Padang dan Medan yang berhenti di Pelabuhan Baai, Bengkulu.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar